SEMARANG, Jawa Tengah: Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, memastikan bahwa perbaikan jalan rusak di wilayahnya telah mencapai 70 persen. Dengan target penyelesaian dua minggu sebelum Idul Fitri 2025, pemerintah daerah didorong untuk segera melaporkan titik-titik jalan yang masih rusak agar segera ditangani.
“Sekarang sudah hampir 70 persen terselesaikan dari laporan yang ada. Dari 4.000 sekian jalan berlubang, tinggal 1.000 sekian,” ungkap Luthfi dalam rapat koordinasi perbaikan infrastruktur jalan di kantornya, Senin (3/3/2025).
Ia menegaskan bahwa akselerasi perbaikan jalan menjadi prioritas utama sebelum membahas arus mudik dan balik. “Dua minggu ini harus clear, jalan-jalan sudah tidak ada yang berlubang. Prinsipnya, jalan berlubang ini harus kita selesaikan dulu sebelum membahas arus mudik dan balik,” tambahnya.
Musim hujan panjang disebut sebagai salah satu penyebab kerusakan jalan di berbagai titik. Untuk mengatasi hal ini, Luthfi menekankan pentingnya sinkronisasi dan akselerasi antara pemerintah provinsi, kabupaten/kota, serta pemerintah pusat. “Kita harus bersatu untuk recovery jalan. Soal jalan ini sudah saya laporkan waktu kegiatan retret, saya sudah menghadap ke (Menteri PU) juga,” imbuhnya.
Ia meminta Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya (DPU BMCK) Provinsi serta Dinas PU kabupaten/kota untuk lebih proaktif dalam menangani jalan rusak. “Jalan berlubang harus segera ditambal, jangan tunggu aduan. Prioritaskan mana yang harus diperbaiki,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas PUBMCK Jawa Tengah, Hanung Triyono, mengungkapkan bahwa 97,61 persen jalan nasional di Jateng berada dalam kategori mantap. Selain itu, 91,47 persen jalan provinsi dan 79,37 persen jalan kabupaten/kota juga sudah dalam kondisi baik, sementara seluruh ruas jalan tol dinyatakan mantap.
Untuk memastikan kelancaran arus mudik dan balik Lebaran 2025, berbagai langkah strategis telah disiapkan, di antaranya pemeliharaan rutin, patroli harian di setiap ruas jalan, serta penyediaan bahan material darurat, pekerja, alat berat, dan operator.
“Kami memastikan kesiapan infrastruktur jalan nasional, provinsi, dan kabupaten/kota yang terhubung pada setiap exit tol. Selain itu, pemantauan serta penindaklanjutan terhadap aduan masyarakat akan terus dilakukan, baik secara langsung maupun melalui media sosial,” jelas Hanung.
Pemasangan rambu di titik-titik rawan bencana serta penunjuk arah juga menjadi bagian dari strategi demi kenyamanan dan keselamatan para pemudik. Dengan upaya maksimal ini, pemerintah Jawa Tengah berharap dapat memberikan perjalanan yang aman dan lancar bagi masyarakat yang akan pulang kampung pada Lebaran 2025.