JAKARTA: Pemerintah Indonesia, melalui Badan Gizi Nasional (BGN), meluncurkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk meningkatkan gizi masyarakat, terutama anak-anak. Program ini melibatkan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai mitra strategis dalam penyediaan makanan bergizi. Kepala BGN, Dadan Hindayana, mengungkapkan bahwa kuota untuk UMKM mencapai 28.000 , dengan lebih dari 13.000 usaha telah mendaftar secara daring di situs resmi BGN.
Program MBG yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto akan dimulai pada 6 Desember 2025. Pada tiga bulan pertama, pemerintah menargetkan penyediaan 3 juta porsi makanan bergizi, yang akan meningkat menjadi 6 juta porsi pada April 2025.
Anggaran Besar
Dadan mengungkapkan bahwa program ini membutuhkan anggaran yang signifikan, yaitu Rp 800 miliar per hari. Bila berjalan penuh, program MBG diproyeksikan menjangkau 82,9 juta penerima dengan total anggaran mencapai Rp 400 triliun per tahun. Sebagian besar anggaran, sekitar 75%, akan dialokasikan untuk penyediaan makanan bergizi.
Menurut Dadan, investasi besar ini bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di masa depan. “Kami akan belanja Rp 1,2 triliun per hari untuk investasi SDM. Program ini fokus pada intervensi gizi yang menjadi kebutuhan mendasar bangsa,” ujarnya dalam acara Investor Daily Summit 2024.
Distribusi Susu
Salah satu komponen penting dalam program MBG adalah pemberian susu. Namun, tidak semua wilayah di Indonesia akan menerima susu dalam distribusi makanan bergizi. Kepala BGN menjelaskan bahwa pemberian susu difokuskan pada wilayah yang memiliki usaha ternak sapi perah.
“Kami ingin memberdayakan sumber daya lokal, bukan meningkatkan impor,” kata Dadan. Daerah yang memiliki sapi perah akan mendapatkan distribusi susu minimal tiga kali seminggu. Untuk daerah tanpa sapi perah, protein akan diganti dengan sumber lain seperti ikan atau telur.
Keputusan ini bertujuan mengoptimalkan potensi lokal dan mendorong kemandirian pangan. Meski demikian, banyak sekolah di wilayah tertentu melaporkan tidak menerima susu dalam program ini. Misalnya, di SMP 1 Barunawati Jakarta Barat, menu makanan yang disajikan terdiri dari nasi, ayam kecap, tumis kacang panjang, tahu, dan buah jeruk tanpa tambahan susu.
Program MBG merupakan upaya besar untuk menangani permasalahan gizi di Indonesia, meskipun tantangan teknis seperti distribusi susu masih perlu disempurnakan. Pemerintah terus melakukan simulasi untuk memastikan kebutuhan gizi terpenuhi secara merata di seluruh daerah.
Dadan juga menegaskan bahwa program ini merupakan langkah strategis untuk mencapai arahan Presiden Prabowo dalam menciptakan generasi masa depan yang sehat dan produktif. Dengan kolaborasi antara pemerintah, UMKM, dan masyarakat, program ini diharapkan menjadi solusi nyata bagi masalah gizi di Indonesia.