BONDOWOSO, Jawa Timur – Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi kembali mencuat di beberapa wilayah Jawa Timur, termasuk di Kabupaten Bondowoso. Berdasarkan data yang dirilis oleh Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Bondowoso, tercatat sebanyak 156 kasus PMK dalam tiga bulan terakhir. Dari jumlah tersebut, 98 ekor sapi dilaporkan masih sakit, 56 ekor berhasil sembuh, sementara dua ekor lainnya mati akibat penyakit tersebut.
Kabupaten Bondowoso sendiri memiliki total populasi sapi sebanyak 175.368 ekor. Hingga saat ini, sebanyak 90.149 ekor sapi atau sekitar 62,18 persen dari total populasi telah mendapatkan vaksin PMK. Namun, meskipun vaksinasi telah dilakukan, kemunculan kembali kasus PMK berdampak signifikan terhadap harga sapi di pasaran. Dalam beberapa pekan terakhir, harga sapi dilaporkan turun hingga 20 persen, yang menjadi kekhawatiran bagi para peternak.
Wakil Menteri Pertanian RI, Sudaryono B.Eng, mengonfirmasi bahwa subsidi untuk vaksinasi PMK memang telah dihapus. Namun, ia memastikan bahwa pemerintah tetap mengalokasikan vaksin PMK sebanyak empat juta dosis dengan anggaran yang tersedia. Pernyataan tersebut disampaikannya saat menghadiri acara Festival Durian Nusantara di Alun-alun Ki Bagus Asra pada Minggu (5/1/2025) malam.
“Dengan anggaran yang ada, kami tetap mengalokasikan sebanyak empat juta dosis vaksin PMK,” jelas Sudaryono. Namun, ia menegaskan bahwa tidak semua ternak akan mendapatkan vaksin secara gratis. Sudaryono berharap peternak bisa secara mandiri membeli vaksin untuk ternaknya dengan harga yang cukup terjangkau, yakni berkisar antara Rp17 ribu hingga Rp25 ribu per dosis.
“Biayanya tidak terlalu besar,” ujarnya. Ia juga mendorong para peternak untuk berkontribusi dalam melindungi ternak mereka dengan menyisihkan sebagian anggaran untuk vaksinasi. “Saya harap para peternak dapat mengalokasikan dana, bahkan jika hanya setara dengan harga sebungkus rokok, untuk memastikan ternak mereka terlindungi dari PMK,” tambahnya.
Sudaryono menekankan pentingnya peran aktif para peternak dalam mengendalikan wabah PMK. Selain vaksinasi, ia juga mendorong para peternak untuk menjaga kebersihan kandang serta melakukan pengawasan ketat terhadap kesehatan ternak mereka. Upaya ini diharapkan dapat membantu mencegah penyebaran PMK yang lebih luas, sekaligus mengurangi kerugian ekonomi akibat penurunan harga sapi.
Kemunculan kembali PMK di Jawa Timur, termasuk Bondowoso, menjadi tantangan besar bagi sektor peternakan. Selain menekan produksi dan pendapatan peternak, wabah ini juga berpotensi memengaruhi kestabilan pasokan daging sapi di daerah tersebut. Pemerintah dan para peternak diharapkan dapat terus bekerja sama dalam mengatasi permasalahan ini demi keberlanjutan sektor peternakan di Indonesia.