JAKARTA: Investor di Bursa Efek Indonesia (BEI) perlu mencermati pergerakan salah satu saham blue chip, PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO). Saat ini, harga saham ADRO berada dalam tren melemah, meskipun perusahaan ini tetap menawarkan dividen jumbo kepada pemegang sahamnya.
Saham blue chip dikenal sebagai saham lapis satu yang memiliki fundamental kuat dan kapitalisasi pasar besar, sering kali masuk dalam indeks mayor seperti LQ45. ADRO, salah satu anggota LQ45, mengalami pelemahan signifikan. Pada Selasa, 17 Desember 2024, harga saham ADRO ditutup di level Rp 2.510, turun 90 poin dibandingkan hari sebelumnya. Dalam lima hari terakhir, total penurunan saham ini mencapai 220 poin atau 8,06%.
Selama November 2024, harga saham ADRO sempat menyentuh level tertinggi di Rp 3.770. Namun, setelah itu, saham ini terus mengalami tekanan hingga kembali ke level yang lebih rendah.
Meskipun harga saham menurun, ADRO membawa kabar baik bagi pemegang saham dengan membagikan dividen interim tahun buku 2024 sebesar US$ 200 juta, atau setara Rp 3,21 triliun (menggunakan kurs Jisdor Rp 16.050 per dolar AS). Dividen ini berasal dari laba bersih ADRO pada periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2024, sebesar US$ 1,18 miliar.
Pembagian dividen ini didukung oleh saldo laba ditahan ADRO yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar US$ 5,93 miliar, serta total ekuitas perusahaan yang mencapai US$ 8,15 miliar pada periode tersebut. Berikut jadwal pembagian dividen interim ADRO:
- Keputusan direksi dan dewan komisaris: 16 Desember 2024
- Recording date (pemegang saham yang berhak): 2 Januari 2025
- Cum dividen pasar reguler dan negosiasi: 27 Desember 2024
- Pembayaran dividen interim: 15 Januari 2025
Sebelumnya, ADRO juga telah membagikan dividen tunai final sebesar Rp 41,77 triliun, di mana para pemegang saham menerima Rp 1.358,18 per saham pada 6 Desember 2024.
Meskipun tren harga saham menurun, langkah ADRO dalam membagikan dividen besar menunjukkan komitmen perusahaan untuk memberikan imbal hasil menarik bagi investor.