JAKARTA: Kekayaan pengusaha ternama sekaligus salah satu orang terkaya di Indonesia, Prajogo Pangestu, mengalami penurunan signifikan pada hari ini, Jumat (7/2/2025). Berdasarkan data Forbes Real Time Net Worth, kekayaannya turun sebesar 20,34 persen.
Hingga siang ini, total kekayaan Prajogo Pangestu berkurang sebesar 9,1 miliar dollar AS, yang setara dengan sekitar Rp 148,5 triliun dengan asumsi kurs Rp 16.320 per dollar AS. Dengan penurunan ini, kekayaan bersihnya kini tercatat sebesar 35,4 miliar dollar AS atau sekitar Rp 577,7 triliun.
Penurunan kekayaan ini terjadi setelah Morgan Stanley Capital International (MSCI), pengelola indeks acuan global, mengumumkan pengecualian terhadap tiga emiten yang berafiliasi dengan Prajogo Pangestu dalam MSCI Indonesia Investable Market Index pada review indeks Februari 2025. Keputusan ini diumumkan secara resmi pada Kamis (6/2/2025).
Tiga emiten yang terdampak adalah PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), dan PT Petrosea Tbk (PTRO). Keputusan MSCI ini berpotensi mempengaruhi kinerja saham-saham yang terkait dengan Prajogo Pangestu, yang berdampak langsung pada nilai kekayaannya.
Dalam hal kepemilikan saham, Prajogo Pangestu memiliki kendali besar atas beberapa perusahaan tersebut. Ia memegang secara langsung 71,31 persen saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT), serta memiliki kepemilikan tidak langsung atas 34,63 persen saham TPIA melalui BRPT. Selain itu, ia juga memiliki 5,06 persen saham TPIA secara langsung.
Sementara itu, pada PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), Prajogo memiliki saham mayoritas sebesar 84,97 persen. Kepemilikannya di PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) juga cukup dominan, dengan porsi sebesar 64,66 persen. Sedangkan untuk PT Petrosea Tbk (PTRO), ia memegang 41,52 persen saham.
Pengecualian emiten-emiten ini dari indeks MSCI Indonesia Investable Market Index diduga menjadi salah satu faktor utama yang memicu penurunan harga saham perusahaan terkait, yang berimbas pada penurunan nilai kekayaan Prajogo Pangestu. Dalam dunia investasi, pencoretan dari indeks MSCI sering kali dianggap sebagai sentimen negatif, karena dapat mengurangi daya tarik saham bagi investor institusional global.
Meski mengalami penurunan besar dalam kekayaannya, Prajogo Pangestu tetap berada di jajaran elit orang terkaya di Indonesia. Sebagai seorang pengusaha yang telah lama berkecimpung di industri petrokimia, energi terbarukan, dan sumber daya alam, kekayaannya masih sangat besar meskipun mengalami penyusutan dalam waktu singkat.
Dalam jangka panjang, strategi bisnis dan pergerakan saham dari perusahaan-perusahaan yang dimilikinya akan menentukan apakah kekayaannya bisa kembali meningkat. Investor dan pelaku pasar akan terus memantau perkembangan saham perusahaan-perusahaan yang terafiliasi dengannya guna melihat dampak lanjutan dari keputusan MSCI ini.