JAKARTA: Di tengah era digital yang semakin maju, hadir sebuah inovasi kontroversial yang menggabungkan teknologi blockchain dan verifikasi biometrik: Worldcoin dan World App. Dikenalkan oleh Sam Altman, CEO OpenAI, proyek ini berupaya menciptakan sistem identitas digital dan aset kripto yang terdesentralisasi dan aman. Namun, kehadirannya justru memantik berbagai reaksi dari masyarakat hingga pembuat kebijakan.
World App: Dompet Digital Masa Depan
World App merupakan aplikasi dompet digital pertama yang dirancang khusus untuk menyimpan World ID—identitas digital yang menjadi inti dari ekosistem Worldcoin. Melalui aplikasi ini, pengguna dapat mengatur aset kripto mereka, melakukan transaksi, dan mengakses World Network, sebuah sistem keuangan berbasis blockchain yang diklaim lebih inklusif dan aman.
Untuk mendapatkan akses penuh, pengguna harus melalui proses verifikasi biometrik dengan memindai iris mata mereka menggunakan perangkat berbentuk bola futuristik yang disebut “Orb”. Setelah proses ini selesai, pengguna akan menerima World ID dan imbalan berupa token Worldcoin (WLD), yang menurut informasi bisa bernilai hingga Rp800 ribu. Token ini langsung masuk ke dompet digital dan dapat dikelola oleh pengguna.
Worldcoin: Misi Global Identitas Digital
Worldcoin adalah proyek mata uang kripto yang dikembangkan oleh organisasi Tools for Humanity yang berbasis di San Francisco dan Berlin. Proyek ini bertujuan untuk menciptakan sistem identitas universal yang mampu membedakan manusia asli dari kecerdasan buatan di dunia maya. World ID berfungsi sebagai bukti bahwa pemiliknya adalah individu nyata—bukan bot, bukan AI.
Indonesia menjadi salah satu negara yang menjadi sasaran ekspansi Worldcoin. Ribuan orang di berbagai kota rela mengantri untuk melakukan pemindaian iris demi mendapatkan imbalan token. Fenomena ini menunjukkan antusiasme masyarakat terhadap kripto, sekaligus menyoroti meningkatnya kebutuhan akan sistem identifikasi yang aman di era digital.
Keamanan Data dan Kekhawatiran Publik
Meski menjanjikan kemudahan dan potensi keuntungan finansial, Worldcoin tak lepas dari kontroversi. Proses verifikasi iris dianggap sangat invasif, karena data biometrik seperti retina adalah informasi yang sangat sensitif dan tidak dapat diubah jika bocor. Para ahli keamanan dan pembuat kebijakan di Indonesia pun mulai angkat suara, mempertanyakan bagaimana data tersebut disimpan dan digunakan.
Menanggapi kekhawatiran ini, pihak Worldcoin menyatakan bahwa seluruh data biometrik akan dienkripsi dan tidak akan diperjualbelikan. Mereka juga menegaskan bahwa pengguna memiliki kendali penuh atas data mereka, serta dapat memilih untuk tidak menyimpan data biometrik di server manapun.
Sam Altman: Misi Menjaga Identitas Manusia
Sam Altman bukan nama asing dalam dunia teknologi. Setelah sukses mengguncang dunia dengan ChatGPT dan kecerdasan buatan, kini ia mengalihkan fokusnya pada perlindungan identitas manusia. Dengan World App dan Worldcoin, Altman ingin memastikan bahwa manusia tetap memiliki kontrol dan tempat yang penting di tengah derasnya arus teknologi digital.
Proyek ini membuka wacana baru tentang masa depan identitas dan keuangan digital. Namun, dengan potensi besar juga datang tanggung jawab besar. Worldcoin mungkin menjadi langkah awal menuju dunia yang lebih terhubung dan adil secara digital—selama transparansi dan keamanan tetap dijaga.
Apakah Anda siap menjadi bagian dari masa depan ini?