JAKARTA: Kemunculan DeepSeek asal China telah menciptakan gelombang baru dalam industri teknologi kecerdasan buatan (AI). Perusahaan ini berhasil mengembangkan layanan AI dengan biaya yang jauh lebih murah, namun tetap mampu menyaingi performa dan akurasi teknologi AI mahal yang berasal dari Amerika Serikat (AS). Keberhasilan DeepSeek ini didukung oleh penggunaan sistem Mixture of Experts (MoE), yang memungkinkan pengembangan AI efisien tanpa mengorbankan kualitas. Hal ini membuat para investor mempertanyakan bagaimana raksasa teknologi AS dapat balik modal dan menghasilkan keuntungan dari pengembangan AI, mengingat biaya dan sumber daya yang dibutuhkan sangat besar. Raksasa teknologi AS kini dituntut untuk berinovasi agar tidak lagi “kecolongan” oleh pesaing dari China.
Tekanan dari kemunculan DeepSeek tampaknya telah memengaruhi langkah strategis OpenAI, salah satu perusahaan AI terkemuka di AS. OpenAI, pencipta ChatGPT, baru-baru ini mengumumkan perubahan signifikan dalam rencana pengembangan produknya. Perusahaan memutuskan untuk tidak merilis model AI ‘o3’ sebagai produk mandiri. Model o3 dan o3 mini yang pertama kali diperkenalkan pada Desember 2024, akan diintegrasikan ke dalam model GPT-5 yang lebih komprehensif. CEO OpenAI, Sam Altman, menjelaskan bahwa perusahaan akan menyederhanakan produk-produknya dan fokus pada pengembangan AI yang lebih terintegrasi dan bermanfaat bagi masyarakat.
Altman mengakui bahwa produk dan model yang ditawarkan OpenAI selama ini terasa terlalu kompleks. Oleh karena itu, perusahaan berkomitmen untuk menyederhanakan dan meningkatkan efisiensi produk AI mereka. Meskipun Altman tidak memberikan rincian jadwal peluncuran GPT-5, penggabungan model seri-o dan seri-GPT diharapkan dapat menciptakan sistem AI yang lebih canggih dan multifungsi. Model ini akan mampu memanfaatkan berbagai alat yang tersedia untuk menjalankan berbagai perintah dengan andal.
Model seri-GPT, yang selama ini fokus pada pemrosesan teks, gambar, dan audio, telah terbukti efektif dalam tugas-tugas seperti dukungan konsumen, analisis multimedia, dan pembuatan konten. Sementara itu, model seri-o lebih unggul dalam menangani perintah yang membutuhkan pemrosesan data berskala besar dan pemikiran kompleks, seperti penyelesaian masalah matematika, riset, penulisan teknis, dan analisis data yang rumit. Dengan menggabungkan kedua model ini, OpenAI berharap dapat menciptakan AI yang lebih serbaguna dan efisien.
Perubahan strategis OpenAI ini tidak lepas dari tekanan investor yang khawatir akan persaingan ketat dari perusahaan-perusahaan AI China seperti DeepSeek. Kemunculan DeepSeek telah membuktikan bahwa inovasi AI tidak harus selalu mahal, dan hal ini memaksa raksasa teknologi AS untuk beradaptasi. OpenAI bertekad untuk tetap menjadi pemain utama dalam industri AI dengan terus berinovasi dan menyederhanakan produk-produknya agar lebih mudah diakses dan bermanfaat bagi masyarakat luas.