JAKARTA (Sketsa.co): Presiden ke-7 Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menduga ada operasi politik di balik isu ijazah palsu.
Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam wawancara eksklusif Program Khusus Kompas TV di kediamannya, Solo, Jawa Tengah, Selasa (9/12/2025) malam.
“Yang membuat ijazah saja (UGM) sudah menyampaikan asli, masih tidak dipercaya, gimana?. Dan yang saya lihat ini memang ada agenda besar politik, ada operasi politik, sehingga bisa sampai bertahun-tahun enggak rampung-rampung,” ujar Jokowi.
Jokowi menilai ada keinginan untuk merendahkan dan menurunkan reputasinya lewat isu ijazah palsu yang terus bergulir. “Ya mungkin untuk kepentingan politik. Kenapa sih kita harus mengolok-olok, menjelek-jelekan, merendahkan, menghina, menuduh, semua dilakukan untuk apa? Kalau hanya untuk main-main, kan mesti kepentingan politiknya di situ,” paparnya.
Menurut Jokowi, pada masa-masa ekstrem seperti ini, semua pihak seharusnya berkonsentrasi terhadap hal-hal yang besar. “Untuk strategi besar negara, untuk kepentingan yang lebih besar bagi negara ini. Misalnya tadi yang berkaitan dengan menghadapi masa-masa ekstrem, menghadapi masa-masa perubahan karena artificial intelligence, karena humanoid robotic,” katanya.
“Jangan malah kita, energi besar kita, kita pakai untuk urusan-urusan yang sebetulnya menurut saya urusan ringan,” ujar Jokowi.
Saat pembawa acara, Frisca Clarissa, bertanya kepada Jokowi tentang adanya agenda dan orang besar di balik isu ijazah palsu. Jokowi pun menjawab,”Saya pastikan, iya,” tegasnya. Frisca kembali bertanya, apakah Jokowi mengetahui orang besar di balik isu ijazah palsu selama ini. “Ya, saya kira gampang ditebaklah. Tidak perlu saya sampaikan.”
Jokowi pun menegaskan persoalan ijazah palsu yang dibawanya ke ranah hukum diharapkan jadi pembelajaran untuk tidak mudah menuduh, memfitnah dan mencemarkan nama baik seseorang.
Kepentingan Politik
Pertanyaannya, siapa orang besar di balik “orkestrasi” isu ijazah palsu yang menyasar Jokowi? Lalu, kepentingan politik macam apa yang mengiringi isu ijazah palsu yang sangat potensial mencederai reputasi Jokowi tersebut?
Meski Jokowi meyakini ada orang besar di balik isu ijazah palsu yang sudah berbilang tahunan. Pun dia juga memastikan mengetahui sosok tersebut, namun tampaknya hal itu akan tetap menjadi spekulasi politik.
Sebelumnya, sempat beredar kasak-kusuk dan gosip bahwa elite Partai Demokrat berada di balik isu ijazah palsu. Spekulasi ini dikait-kaitkan dengan fakta bahwa Roy Suryo, mantan Menpora di masa pemerintahan Presiden SBY, pernah menjadi petinggi Demokrat.
Namun, para elite Demokrat dengan tegas membantah tudingan bahwa pihaknya berada di balik dan mengambil keuntungan terkait dengan isu ijazah palsu yang menyasar Jokowi.
Belakangan, sebagian pendukung “garis keras” Jokowi tampak makin yakin bahwa Demokrat ada di balik isu ijazah palsu menyusul bergabungnya Denny Indrayana, pakar hukum tata negara yang juga mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM di masa pemerintahan SBY, dalam tim pengacara Riy Suryo dkk yang telah ditetapkan oleh Polda Metro Jaya sebagai tersangka pencemaran nama baik dan fitnah dalam kasus ijazah palsu Jokowi.
Tudingan ke Demokrat tentu tak bisa dilepaskan dari kenyataan bahwa sosok ketua umum partai berlambang mercy tersebut, Agus Harimurti Yudhoyono, disebut-sebut memiliki kans besar untuk maju dalam Pilpres 2029, terutama kemungkinan menjadi kandidat wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto, yang diproyesikan bakal maju lagi untuk meraih jabatan presiden kali kedua.
Jika itu terjadi, kans Gibran Rakabuming Raka, Wapres petahana saat ini, untuk kembali berduet dengan Prabowo bisa kandas. Tentu saja, hal itu potensial menenggelamkan karir politik putera sulung mantan Presiden Jokowi tersebut. Dan saat ini, diakui atau tidak, AHY dinilai sebagai pesaing potensial Gibran untuk Pilpres 2029. Ya itu tadi, untuk jabatan wapres.
Dengan asumsi Prabowo akan kembali menjadi presiden untuk periode kedua, posisi Wapres hasil Pilpres 2029 dianggap krusial karena siapapun yang menduduki kursi itu niscaya punya kans besar untuk maju sebagai kandidat presiden di pilpres berikutnya.
Benarkah keriuhan isu ijazah palsu Jokowi—belakangan ijazah SMA Gibran juga dipersoalkan Roy Suryo dkk—bermuara pada kontestasi Pilpres 2029?

