JAKARTA: Pemerintah China telah memberikan pernyataan mengenai meningkatnya kasus penyakit infeksi pernapasan, termasuk human metapneumovirus (HMPV). Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, penyakit ini tampaknya tidak terlalu parah dan penyebarannya lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini disampaikan dalam konferensi pers di Beijing pada Jumat (3/1/2024), sebagaimana diberitakan oleh Kantor Berita Antara.
Pejabat dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China sebelumnya menyatakan bahwa patogen pernapasan musiman, seperti influenza, rhinovirus, HMPV, dan mycoplasma pneumonia, diperkirakan akan terus beredar hingga musim semi mendatang. Penyakit-penyakit ini merupakan penyebab umum kunjungan ke rumah sakit saat ini. Mao Ning juga memastikan bahwa pemerintah China peduli terhadap kesehatan warga negaranya dan orang asing yang berada di China, serta menegaskan bahwa perjalanan di China tetap aman.
Namun, Mao mengakui bahwa infeksi pernapasan cenderung meningkat selama musim dingin, terutama di wilayah utara China. Data dari CDC menunjukkan bahwa meskipun infeksi pernapasan pada anak usia 5 hingga 14 tahun mengalami penurunan, tingkat infeksi virus pada bayi dan anak di bawah usia 4 tahun justru meningkat. Tingkat infeksi HMPV pada anak-anak di bawah usia 14 tahun juga dilaporkan naik. Sementara itu, penyebaran Covid-19 dan penyakit pernapasan lainnya saat ini berada pada tingkat rendah.
Selain itu, sejak September 2024, kasus infeksi norovirus, yang menyebabkan muntah dan diare, dilaporkan meningkat. Penyakit ini berada dalam musim puncak dan diperkirakan akan tetap tinggi selama dua bulan mendatang.
Langkah Pencegahan di Indonesia
Di tengah peningkatan kasus HMPV di China, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia menyatakan belum akan memberlakukan pembatasan atau larangan perjalanan keluar masuk China. Menurut Juru Bicara Kemenkes, Widyawati, pemerintah saat ini lebih fokus pada surveilans, pengamatan, dan pelaporan untuk mencegah masuknya virus tersebut ke Indonesia. Kemenkes juga mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan, khususnya bagi Warga Negara Indonesia (WNI) yang bepergian ke China.
“Saat ini belum diperlukan kebijakan pembatasan atau larangan perjalanan ke luar masuk Indonesia ke Tiongkok,” ujar Widyawati pada Jumat (3/1). Hingga kini, Kemenkes memastikan bahwa belum ada kasus Flu A maupun HMPV yang terdeteksi di Indonesia.
Widyawati menjelaskan bahwa kasus flu A varian H5N1 pernah terjadi di Indonesia pada tahun 2005 dan 2017. Namun, sejak 2018, tidak ada laporan kasus tersebut pada manusia. Untuk varian H5N6 dan H9N2, yang sempat dilaporkan di China, hingga saat ini tidak pernah ditemukan di Indonesia. Menurutnya, penyebaran kedua varian ini masih terlokalisir di wilayah China saja. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menunjukkan bahwa kasus influenza tipe A dan HMPV saat ini masih terkonsentrasi di China.
Tren Kasus HMPV di China
Menurut laporan CDC China, kasus HMPV meningkat selama pekan 16 hingga 22 Desember 2024. Data menunjukkan bahwa lonjakan kasus terutama terjadi pada anak-anak di bawah usia 14 tahun, dengan wilayah utara China sebagai pusat penyebaran. Gejala yang ditimbulkan oleh HMPV serupa dengan Covid-19, seperti batuk, demam, hidung tersumbat, dan sesak napas. Pada kasus yang parah, HMPV dapat menyebabkan bronkitis atau pneumonia, terutama pada kelompok rentan seperti bayi, lanjut usia, atau individu dengan gangguan sistem imun.
Meskipun angka kasus meningkat, pemerintah China menegaskan bahwa situasi ini masih terkendali. Pemerintah terus memantau perkembangan penyakit pernapasan ini untuk melindungi kesehatan masyarakat.
Masyarakat Indonesia diimbau untuk tetap waspada dan menerapkan langkah-langkah pencegahan, seperti menjaga kebersihan, menggunakan masker, dan menghindari kerumunan. Bagi yang berencana bepergian ke China, protokol kesehatan harus tetap dipatuhi guna meminimalkan risiko tertular.
Dengan langkah-langkah pengawasan dan kerja sama antarnegara, diharapkan penyebaran penyakit ini dapat ditekan. Pemerintah Indonesia juga terus bekerja sama dengan pihak terkait, termasuk WHO, untuk memastikan kesiapan menghadapi kemungkinan masuknya virus baru ke dalam negeri.